Selasa, 15 November 2016

Pertanian Dalam Al-Qur'an 1

Pertanian Dalam Al-Qur'an (1)

AGEN JUAL JELLY GAMAT GOLD G


Disamping ayat-ayat tentang keimanan, perintah menyembah kepadaNya dan larangan
mensekutukanNya – Al-Qur’an ternyata sangat-sangat banyak membahas tentang pertanian dalam arti luas – termasuk didalamnya perkebunan, peternakan dan pengelolaan/penggunaan hasilnya. Ayat-ayat pertanian ini saya jumpai menyebar hampir di seluruh juz, setidaknya ada di 26 dari 30 juz dalam Al-Qur’an. Di sebagian besar surat-surat panjang dan sebagian surat-surat pendek terdapat ayat-ayat yang terkait dengan pertanian ini, sekurangnya ada 44 surat yang mengungkapkannya.

Hal ini juga sejalan dengan penuturan Nabi Saleh terhadap kaumnya tentang tiga hal yaitu perintah menyembah kepada Allah, tidak menyekutukanNya dan manusia diciptakan dari tanah/bumi untuk memakmurkannya (QS 11:61). Maka disinilah ruh dari pertanian di dalam Al-Qur’an, yaitu terkait langsung dengan perintah untuk memakmurkan bumi setelah kita diperintah untuk menyembah hanya kepadaNya dan tidak menyekutukanNya.

Hal-hal yang baik di Al-Qur’an juga diungkapkan dengan perumpamaan yang terkait dengan pertanian. Misalnya ketika Allah memuji umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kalimat yang digunakan adalah : “…yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya...” (QS 48:29)

Demikian pula dengan perumpamaan kalimat yang baik : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS 24-25)

Bahkan seruan Adzan yang kita dengar 5 kali sehari, antara lain menyeru kita untuk meraih
kemenangan/kesuksesan atau dalam bahasa Arab disebut falaah – yang akar katanya sama dengan bertani. Ini karena proses untuk mencapai kemenangan itu persis seperti bertani, yaitu mulai dari melakukan persiapan, menanam, merawatnya sebaik mungkin dan baru bisa memetik hasilnya.

Kemenangan atau kesuksesan tidak datang secara ujug-ujug, dia perlu proses yang sangat mirip dengan proses bertani ! Oleh karena itu, meskipun Anda tidak tertarik dengan dunia pertanian sekalipun – InsyaAllah Anda tetap akan memperoleh manfaatnya belajar proses bertani ini – karena toh Anda juga ingin mencapai kemenangan/kesuksesan di bidang Anda masing-masing.

Maka mulai dari tulisan ini sampai beberapa tulisan berikutnya saya akan membahas ayat-ayat pertanian tersebut dalam konteksnya masing-masing. Saya urutkan dari juz I surat ke 2 dan seterusnya, kemudian di akhir rangkaian tulisan ini insyaAllah akan saya buatkan ringkasannya – tetapi tidak urut sesuai urutan juz melainkan melalui urutan proses menanam.

Dengan mengurutkan sesuai urutan proses menanam setelah kita tahu semua ayat-ayat yang terkait pertanian ini, diharapkan akan memudahkan kita dalam mengambil rujukannya di lapangannya nanti. Misalnya ketika kita mulai menyemai bibit, ayat mana yang berlaku. Ketika tanaman tumbuh baik, ayat mana yang berlaku – begitu seterusnya sampai ketika kita panen dan menyimpan hasilnya sebagian- pun kita tahu ayat mana yang berlaku.

Dimulai dari surat Al-Baqarah, surat terpanjang yang membentang di 3 juz – juz awal di Al-Qur’an, Allah memperkenalkan tanaman-tanaman yang buahnya banyak dan rasanya enak secara umum. Tidak spesifik terhadap buah dari tanaman tertentu, tetapi spesifik terhadap lokasi/negeri tertentu yaitu negeri
Baitulmaqdis yang diberkahi (QS 2:58).

Nilai pelajarannya adalah bila kita ingin tanaman-tanaman kita berbuah banyak dan rasanya enak, yang harus kita kejar adalah bagaimana mendatangkan keberkahan itu ke bumi/negeri kita. Karena syarat keberkahan negeri adalah iman dan taqwa (QS 7:96), maka iman dan takwa inilah bekal dan persiapan
terbaik untuk bertani itu.

Di surat yang sama Allah memperkenalkan teknik dasar dalam pengolahan lahan pertanian yaitu dengan membajak dan mengairinya dengan air (QS 2:71) – pelajaran ini disisipkan Allah dalam perintah kepada bani Israil untuk menyembelih sapi – yang sempat mereka ngeyel hampir-hampir tidak melaksanakannya.

Masuk ke juz II tetapi suratnya masih sama yaitu Surat Al-Baqarah, Allah mengingatkan bahwa akan ada segolongan orang yang akan berbuat kerusakan di muka bumi. Kali ini kita diberi tahu secara spesifik kerusakan apa yang akan dilakukan tersebut, yaitu merusak tanaman dan keturunannya – dalam tafsir lain disebut juga merusak ternak. (QS 2:205)

Kerusakan semacam ini dianggap lumrah dijaman ini ketika umat ini tidak mengurusi
pertanian/peternakannya sendiri. Tanaman-tanaman telah dirusak gen-nya sehingga tanaman yang berbuah tidak lagi menghasilkan bibit/keturunan – nama kerennya adalah Genetically Modified Organism (GMO).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar